IQNA

Upaya Duta Khusus OKI di Amerika untuk Menyelesaikan Problem Kaum Muslim Myanmar

8:21 - March 17, 2015
Berita ID: 2998938
ROHINGYA (IQNA) - Tan Sri Syed Hamid Albar, Duta Khusus Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam urusan Myanmar yang tinggal di Amerika, lewat pertemuan dengan para pejabat hendak menarik dukungan mereka akan agenda-agenda organisasi ini untuk menyelesaikan problem kaum muslim Rohingya.

“Syed Hamid Albar, sebelumnya adalah Mantan Menteri Luar Negeri Malaysia, selain bertemu dengan Ban Ki-Moon, Sekjen PBB, juga melakukan pertemuan dengan Vijay Nambiar, Penasehat Khusus Sekjen PBB di Myanmar dan para delegasi organisasi Pasukan Perdamaian tanpa Kekerasan,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari Bernama.
Demikian juga, Albar akan bertemu dengan Ketua Subkomite Afrika, Kesehatan Global, Hak Asasi Manusia Internasional Kongres Amerika, dan para pejabat amnesti internasional dan akan berbicara terkait masalah kaum muslimin Rohingya.
Bulan September lalu, OKI dengan menyelenggarakan konferensi terkait kaum muslimin Myanmar di New York juga menyarankan sebuah agenda praktis, yaitu meminta pemerintah Myanmar supaya mengambil tindakan terhadap orang-orang yang menyebarkan kebencian dan menghasut terjadinya kekerasan kepada kaum muslimin.
Demikian juga, agenda ini mencakup izin kembali ke tanah air bagi kaum muslimin Myanmar, investasi sosial – ekonomi di propinsi-propinsi kawasan muslim Rakhine dan menerima serta menyampaikan bantuan-bantuan kemanusiaan internasional kepada kaum muslimin Rohingya.
Kaum muslimin Rohingnya di Myanmar sejak masa kemerdekaan negara ini pada tahun 1948 M mendapatkan gangguan dan penyiksaan penganut ekstrem Buddha.
Minoritas agama ini, yang dikenal sebagai minoritas teraniaya dunia, dengan adanya keturunan-keturunan yang tinggal di Myanmar, mereka disebut Bengali dan mereka tidak diberi hak kewarganegaraan.
Minoritas kaum muslim Rohingya pada tahun-tahun terkahir karena sabotase para pemimpin ekstrem Buddha menghadapi banyak kekerasan dan bencana.

2987328

tanda nama: Ekstrem
captcha