IQNA

Seorang Muslim Myanmar: Umat Islam Rohingya sangat tersiksa dengan keadaan mereka

13:40 - July 27, 2012
Berita ID: 2378322
Tim Internasional: Seorang Muslim asli Myanmar yang sempat mengalami pendiritaan di tengah-tengah Muslimin Rohingya di negeri itu mengatakan: "Perlakuan buruk, pembunuhan, pembantaian, siksaan, semua itu adalah hal yang sudah biasa di situ."
Zainul Abidin, pada hari Rabu 25 Juli kemarin saat diwawancarai oleh radio IRIB Bangladesh mengatakan: "Para pihak berwenang Myanmar pada tanggal 10 Juni kemarin menyatakan bahwa kota-kota seperti Thandwe, Ramere dan beberapa kota lainnya dari malam sampai pagi berada pada situasi luar biasa." Ia mengatakan: "Mulanya mereka melarang umat Islam setempat untuk tidak menggelar shalat berjaa'ah, lalu setelah itu mereka mengatakan bahwa tak satupun di antara umat Islam yang memiliki hak untuk mendirikan masjid." Zainul Abidin melanjutkan pembicaraannya: "Para petugas berwenang menangkapi orang-orang yang melakukan shalat jama'ah di masjid di bulan Ramadhan ini dan mereka diasingkan ke suatu tempat yang misterius. Lalu tak seorang pun tahu bagaimana nasib mereka yang ditahan. Mungkin saja mereka disiksa dan dianiaya." Ia mengatakan: "Umat Budha radikal di propinsi Rakhin setidaknya telah memperkosa lebih dari seribu wanita Muslimah, dan membunuh lebih dari 12.000 orang Islam. Lebih dari itu, 25 hingga 30 ribu penduduk Muslim setempat tidak diketahui kabarnya. Dua hari yang lalu, televisi Tin Mayl memberitakan bahwa tiga ribu jasad tak dikenal telah ditemukan." "Selain itu rumah-rumah warga Muslim setempat dirobohkan dan diratakan dengan tanah. Begitu pula pohon-pohon dan kebun mereka dicabuti.", demikian tambahnya. Zainul Abidin menambahkan: "Orang-orang Budha radikal kawasan Aykab meletakkan jasad seorang wanita Buda di dekat desa yang ditinggali oleh umat Islam. Lalu saat jasad tersebut ditemukan, mereka menuduh wanita itu telah dibunuh oleh Muslimin setempat. Akhirnya mereka membantai umat Islam desa itu. Padahal mereka telah merencanakan tipu muslihat mereka itu sebelumnya." Menurut pendapatnya, pemerintah Myanmar memang bekerjasama dengan umat Budha radikal di Myanmar dalam membantai umat Islam negeri itu. Zainul Abidin menjelaskan: "Padahal umat Islam Rohingya sudah menetap di situ sejak abad ke-7. Namun pemerintah Myanmar tidak mengenal mereka sebagai warga negara resmi." Ia menambahkan: "Para pihak berwenang meminta Muslimin Rohingya untuk meninggalkan tempat tinggalnya, karena mereka tidak dapat menjadi warga negara Myanmar." "Pemerintah Myanmar tak mau memberikan kewarganegaraan kepada mereka dengan alasan Muslimin Myanmar bukan penduduk pribumi negeri itu. Mereka disebut sebagai imigran gelap. Menurut mereka Muslimin Rohingya adalah orang-orang Islam dari keturunan Fars, Turk, Bengali dan Pashtun yang bermigrasi secara ilegal ke Burma pada abad ke-8." Satu-satunya yang ditegaskan oleh Presiden Myanmar adalah, bahwa kurang lebih satu juta umat Islam Myanmar harus dibawa ke tempat-tempat penampungan PBB dan meminta perlindungan dari mereka. Padahal PBB tidak bersedia menyediakan tempat penampungan untuk Muslimin Rohingya. Zainul Abidin menambahkan: "San Suci, tokoh demokrasi Myanmar, hanya diam saja melihat fenomena ini." Sebagian umat Islam Myanmar pada dua tahun yang lalu kabur dari negeri itu dengan menggunakan perahu untuk menyelamatkan diri dari kekerasan yang mereka alami di sana. 1063294
captcha