IQNA

Syekh Al-Azhar Mengkritik Publikasi Istilah Keagamaan Ibrahimi

15:00 - November 10, 2021
Berita ID: 3475985
TEHERAN (IQNA) - Dengan mengkritik publikasi istilah "keagamaan Ibrahim", Sheikh Al-Azhar mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menggabungkan agama Yahudi, Kristen dan Islam di bawah satu agama dan terintegrasi, serta menggambarkannya sebagai bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan.

IQNA melaporkan seperti dilansir raialyoum.com, Sheikh Al-Azhar, dalam menanggapi publikasi istilah yang disebut "Keagamaan Ibrahimi", mengatakan: "Menyerukan masalah seperti itu adalah mimpi yang mengganggu dan merupakan perampasan kebebasan untuk berpendapat, serta lebih mirip dengan istilah seperti globalisasi dan akhir zaman."

“Klaim ini seperti klaim globalisasi, akhir sejarah, etika global dan sejenisnya,”kata Sheikh Ahmad Tayeb saat berpidato di sebuah konferensi di Universitas Al-Azhar, Senin, 8/11.

Ia menambahkan, walaupun secara lahiriah merupakan ajakan untuk persatuan umat manusia, persatuannya dan penghancuran sebab-sebab konflik, tetapi sebenarnya itu adalah ajakan untuk merampas aset paling berharga manusia, yaitu kebebasan berkeyakinan, kebebasan iman dan kebebasan memilih.

Sheikh Al-Azhar menunjukkan, semua kebebasan ini dijamin oleh agama-agama monoteistik, dan teks-teks eksplisit juga telah menekankannya. Sejatinya, panggilan-panggilan seperti itu adalah mimpi-mimpi yang mengganggu dan berkali-kali melemahkan pemahaman yang benar tentang fakta dan kodrat.

Sheikh Al-Azhar mengingatkan: "Melalui iman kami pada risalah samawi, kami percaya bahwa konsensus orang-orang pada satu agama atau sebuah risalah samawi tunggal, dalam kebiasaan yang Tuhan menciptakan orang-orang, adalah mustahil."

Dia melanjutkan, perbedaan orang dalam warna dan keyakinan, kebijaksanaan dan bahasa mereka berakar dan bahkan berbeda dalam sidik jari dan mata mereka. Semua ini adalah fakta sejarah dan ilmiah dan sebelumnya itu adalah kebenaran Alquran dan dinyatakan dalam Alquran bahwa Tuhan menciptakan manusia secara berbeda dan jika Dia ingin menciptakan mereka berdasarkan satu kepercayaan, warna kulit, bahasa atau persepsi, Dia pasti akan melakukannya.

Patut disebutkan bahwa istilah "Keagamaan Ibrahimi" belakangan ini digalakkan di berbagai kalangan, yang konon ditujukan untuk menciptakan persatuan antara Yahudi, Kristen dan Islam serta mengatasi tantangan dan konflik antar manusia. Istilah ini menjadi lebih umum, terutama setelah normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan rezim Zionis. (hry)

 

4011745

captcha