IQNA

Seni Tilawah Alquran/ 4

Lantunan Ustad al-Minshawi; Sederhana Tapi Merdu

5:16 - September 24, 2022
Berita ID: 3477353
TEHERAN (IQNA) - Ustad Muhammad Siddiq al-Minshawi adalah salah satu qari Mesir yang paling abadi. Tilawahnya sederhana tetapi merdu dan istimewa sehingga dia bisa menarik beragam karakter.

Syekh Muhammad Siddiq Al-Minshawi lahir pada tahun 1920 dan meninggal pada tahun 1969. Syekh Minshawi adalah seorang zuhud dan dibesarkan dalam keluarga zuhud; Ayah dan saudara-saudaranya juga ahli Alquran dan ada kecenderungan irfani dalam keluarga ini. Dengan kata lain, dia adalah ahli makna, zuhud, takwa, menjauhi masalah duniawi dan memperhatikan esensi firman Allah.

Al-Minshawi mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia pertama kali menghafal Alquran dan kemudian menimba ilmu qiraat. Metode ini didasarkan pada metode yang biasa di negara Mesir, di mana setelah mempelajari seni-seni tilawah, mereka beralih ke taqlid dan meniru di sekolah tersebut yang marak di wilayah mereka dan menjadi siswa sekolah itu.

Lantunan mahakarya ustad Al-Minshawi adalah sekitar usia 47 tahun dan dua tahun sebelum wafatnya. Tentu saja, dari masa remaja sang ustad ini, tidak ada tilawah yang sampai kepada kita atau sangat terbatas. Salah satu alasan tidak terekamnya lantunannya adalah masalah politik. Ustad Al-Minshawi menjauhkan diri dari pemerintah dan ini menyebabkan tidak ada perhatian yang diberikan pada perekaman suaranya. Oleh karena itu, tidak banyak tilawah dari masa remaja dan masa mudanya, dan selebihnya tilawah direkam oleh masyarakat dan menunjukkan kualitas tilawah ustad Al-Minshawi.

Suara Al-Minshawi adalah suara terbaik dan paling merdu di antara qari terdahulu. Tidak pernah ada suara dengan pularitas seperti itu dalam sejarah. Anda tidak bisa mendengarkan tilawah Al-Minshawi kemudian merasa tidak suka. Semua karakter mengatakan bahwa suara ini indah.

Seiring bertambahnya usia Ustad Al-Minshawi, ia beralih ke pembacaan Alquran sederhana dalam hal karya nada dan suara; artinya, dia lebih memperhatikan kata-kata dalam tilawah dan kurang memperhatikan aspek irama dan nada, sementara dia berada di puncak dalam aspek suara dan nada, dan bukan berarti dia tidak bisa menggunakan kapasitas suara dan nadanya. Untuk alasan ini, Al-Minshawi adalah model yang sangat baik untuk seorang qari.

Ihwal dan kepribadian Al-Minshawi mengharuskannya menggunakan teknik sebanyak ini. Semakin banyak berkembang, ia sampai pada kesimpulan bahwa ia harus membaca Alquran lebih sederhana. Tentu saja, kita tidak tahu evolusi apa yang terjadi dalam karakternya yang membuat keputusan seperti itu. Bukannya dia tidak bisa melakukan apa-apa, dan kebetulan sekali, dia melakukan banyak pekerjaan teknis, tetapi kami tidak mendengarnya. Ustad Al-Minshawi memiliki kemampuan untuk membuat kombinasi khusus dalam qiraat. (HRY)

captcha