IQNA

Respon Hizbullah Lebanon atas Boikot-Boikot Baru AS dan Eropa terhadap Iran dan Suriah

11:18 - January 17, 2021
Berita ID: 3474964
TEHERAN (IQNA) - Hizbullah Lebanon dengan mengeluarkan pernyataan, menyebut boikot AS terhadap tempat suci Imam Ridho as sebagai penghinaan terhadap Islam dan mengecam langkah Uni Eropa dalam memboikot Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad.

Al-Manar melaporkan, Hizbullah Lebanon dalam pernyataan mengecam boikot-boikot Uni Eropa terhadap Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad dan menyesalkan kebijakan Uni Eropa yang bermusuhan dan tegang terhadap Suriah.

Hizbullah demikian juga menyatakan solidaritasnya dengan Menteri Luar Negeri Suriah dan memuji pengalaman diplomatik dan peran efektifnya dalam melayani rakyat Suriah.

Pernyataan itu menambahkan: Di satu sisi, Uni Eropa menutupi terorisme dan mendukung organisasi teroris, dan di sisi lain, menjatuhkan sanksi kepada menteri pemerintah Suriah yang sah.

Faisal Mekdad ditambahkan ke daftar sanksi Uni Eropa untuk perorangan dan badan hukum pada kemarin karena apa yang dia sebut situasi sulit di Suriah. Karena itu, dia terkena penyitaan properti dan larangan bepergian ke negara-negara anggota serikat.

Faisal Mekdad menjadi Menteri Luar Negeri Suriah dan penerus Walid al-Muallem berdasarkan keputusan Presiden Bashar al-Assad pada 22 November 2020.

Dengan mengecam embargo-embargo tersebut, pemerintah Suriah mengatakan langkah tersebut menunjukkan kurangnya kemerdekaan untuk pengambilan keputusan serikat dan tindak lanjut hina kebijakan-kebijakan AS.

Pernyataan itu juga berbunyi: “Menempatkan haram suci Razavi, bersama dengan nama-nama pejabatnya dalam daftar terorisme, adalah tindakan bodoh dan penghinaan terhadap Islam.”

Dalam pernyataan ini, Hizbullah juga bereaksi terhadap tindakan AS terhadap Al-Hashd al-Shaabi dan pemimpinnya, dengan mengatakan bahwa masuknya Faleh al-Fayadh, ketua al-Hashd al-Shaabi, dalam daftar teroris adalah karena peran aktifnya dalam membela Irak dan kedaulatan serta keamanannya.

Hizbullah Lebanon menekankan bahwa langkah AS mencerminkan tingkat penurunan moral dan intelektual Departemen Luar Negeri dan pemerintah AS. (hry)

 

3948046

captcha